Seakan masa-masa di Sekolah Dasar cepat berlalu saat kami
menunggu hasil ujian setelah melewati EBTA-EBTANAS, Nilai NEMku tidak
mengecewakan, namun juga tidak luar biasa. IPS menjadi penghasil nilai tinggi, sementara
Matematika menjadi penghancur nilai. Saat itu pemilihan Sekolah Negeri
menggunakan sistim Rayon dan kebetulan SD Negeri Petamburan 08 Petang sekolahku berada di Rayon 2 dan hanya bisa memilih sekolah lanjutan SMP Negeri
di Rayon tersebut.
Terbayang sulitnya transportasi dan jarak sekolah-sekolah
negeri yang cukup jauh dari rumah, perasaan cemas, bingung namun harus dijalani
dikondisi dan diusiaku kala itu. Apalagi mendengar kabar kalau angkot-angkot di
Jakarta enggan membawa penumpang anak sekolahan.
Saat hasil penerimaan masuk SMP Negeri diumumkan aku
gembira, juga beberapa teman yang berhasil diterima di sekolah negeri, namun
perasaan mengganjal juga kami rasakan saat mengetahui beberapa teman tidak
diterima. Haru dengan suasana saat itu.
Alhamdulillah aku diterima sekolah negeri yang lumayan
dekat dari rumah, berjarak 3,5 km, bisa ditempuh dengan angkot dan bila
terpaksa bisa dengan berjalan kaki. Dengan semangat aku daftarkan diri di SMP
Negeri 94 Tanah Abang V, Jakarta Pusat, Seperti tahun ajaran baru sebelumnya
dan sebagai murid SMP baru, persiapan masuk sekolah menjadi bagian yang menyenangkan
karena semuanya baru. Suasana baru buku baru, tas baru, baju seragam putih dan biru,
dasi, topi, akan memiliki teman baru dan lain-lain.
Hari demi hari kulalui di sekolah itu, kian banyak teman
yang kukenal, teman seperjalanan saat pulang sekolah, hingga sering pulang
sekolah dengan berjalan kaki tanpa terasa lelah dan lupa jarak. Kebersamaan itu
terasa Lucu, Lugu, culun, seru, aktif dan kreatif, kadang terasa bodoh dan
dibodohi…he..he.. kadang ingin tertawa
bila mengingatnya sekarang. Kangen suasana saat itu. Beberapa teman yang
menjadi teman sekelas diantaranya M. Sahlan Ferial dan Joshua (penggemar Breakdance
dan sepatu merk New Ballance), Helmy Adam dan Didot (teman yang cukup populer
karena mereka bintang serial TVRI), Fatimah, Neneng, Andriyani, Topik dan Niman
(tetangga dekat rumah), M. Husni Thamrin (dari keluarga keturunan pakistan yang
baik hati, mudah berteman dan suka
menolong), Zulfica Irawan, Herlina Elya, Nur Alamsyah, Kadarullah, Wahyudi,
Agus Sapta, Nurmalkan, Nurmalik, Maulana, Muardi, Samudi, Manan, Widodo, Lanang
Suryaningtiyas, 2 Raden (Gotayama dan Subiantoro), Vita H, Irfan Adel ….,…,…,
masih dan banyak teman lain yang tidak
bisa aku susun dalam lembar ini, baik teman sekelas maupun beda kelas yang
selalu kompak penuh keakraban serta memiliki aktifitas yang luar biasa, dari kegiatan
jahil, menyayi, tari/breakdance, pantomim dan bahkan sekedar nongkrong di
kantin Ce Odah dan seingatku tidak pernah ada bentrokan sesama teman. Saking
kompaknya dan entah terbawa suasana pertemanan pernah terjadi kegiatan Bolos
Masal, entah kenapa dan secara mendadak kami melakukan bolos sekolah hingga beberapa
kelas kosong di hari itu, tak urung ini membuat kepala sekolah dan guru
jengkel. Dan keesokan harinya kami dikumpulkan di ruang guru untuk menerima hukuman dan pemanggilan orang tua.
Secara umum, santun dan hormat tehadap guru dan orang tua
merupakan gaya anak SMP saat itu, bahkan terkesan segan bila berhadapan dengan
guru, mungkin semua itu karena kami belum terpengaruh oleh media dan informasi yang
aneh-aneh.
Guru yang tinggalnya dekat rumah adalah Pak Sukirman, dia guru Bahasa Indonesia. Entah
kenapa aku selalu menganggap enteng pelajaran ini bahkan nilai ulanganku dimata
pelajaran ini kadang mengecewakan. Guru lain masih saya ingat betul, Pak
Hermanus, Guru Bahasa Inggris, Alm. Ibu Riri, Guru Matematika, Ibu Erika, guru
kesenian yang killer, Pak Sumarsono, dan
guru-guru lainnya, Apa kabar, bapak, Ibu
guru tercinta ?, Aku merasakan agak keras kedisiplinan yang diberikan kala itu,
sekarang sadar kalau semua itu hanya untuk kepentingan dan kemajuan kami. Terima
kasih, salam hormat dan rindu dengan kehangatan dan masa-masa itu.
Media &
Informasi Tahun 80-an
Musik, TV dan Radio
Propaganda
Masa SMP adalah masa transisi, masa peralihan dari
kebiasaan sebelumnya. Mulai membuka diri dan mencari jati diri, diantaranya mulai
membeli kaset musik-musik pop tahun 80-an seperti AHA, Queen, Bon Jovi, Lionel
Ritchie, Chicago, album solo Peter Cetera, Kenny Rogers, Wham, kaset disko
keluaran Manhattan dan Ebony Videotheque, kaset kumpulan lagu yang berisi lagu
Papa don’t Preach, Kokoronotomo dan Susana serta musik breakdance dengan tarian
patah-patahnya yang amat booming kala itu.
Tahun 83/85-an adalah puncak dari budaya breakdance. Tarian itu
mewabah dimana-mana terutama disekolah, saat jam istirahat, terutama pada saat
pelajaran berikutnya tidak berat, teman-teman membawa tape pemutar musik
breakdance, tidak lupa dengan alas kardusnya, Reckless adalah lagu breakdance
yang paling populer. Tak jarang teman-teman
suka adu kemampuan tari kejang tersebut dan menjadi tontonan teman lainnya. Seru
melihat kemampuan aksi mereka.
Pengetahuan musik didapat dari Majalah remaja HAI yang memberi
informasi musik dan gaya hidup juga seputar
perkembangan teknologi dengan gaya tulisan yang mudah dicerna, Majalah ini
jasanya besar untuk generasi yang minim informasi di era 80-an. Majalah HAI
juga sering membahas musik pop dan membahas sejarah grup band atau musisi
seperti AHA, Depeche Mode, Alphaville, Madonna, Wham, Michael Jackson, Debby
Gibson. Termasuk musisi dalam negeri seperti God Bless, Nicky Astria, Fariz RM,
Vina Panduwinata, Iwan Fals, Chrisye dan lain-lain. Untuk majalah sejarah musik
Rock saya anggap sebagai komik yang paling memengaruhi selera musik saat itu
adalah The Beatles dan Rolling Stones, yang mengupas sejarah musik dari era
tahun 50-an, masuk ke masa hingga era tahun 70-an dan 80-an.
Gaya hidup anak-anak era 80-an seperti tali tas yang
panjang, cerita Lupus, rambut ala Duran-Duran, bahasa gaul, cerita Radio Catatan
si Boy, semua memengaruhi gaya tahun 80-an. Satu lagi kenangan semasa SMP di
tahun 80-an, drama radio Saur Sepuh dengan Brama Kumbara dari Madangkara
merebut kekuasaan dan memerdekakan Madangkara dari kekuasaan Kerajaan Kuntala.
Kesaktian Brama Kumbara diuji sampai akhirnya Brama Kumbara menguasai ajian
Serap Jiwa dan ilmu Lampah Lumpuh, perjuangan Brama Kumbara ditemani adiknya Mantili
dan Pangeran Gotawa ….Wuih seru banget dan ingat semua. Setiap hari pada jam
tertentu terpaku dan tidak pernah absen didepan radio milik orang tua mendengar
drama radio yang paling populer saat itu. Dimasa itu juga ada berita tentang harga
cabe keriting dan beras, kalau tidak salah disiarkan jam 3 sore, semua radio
wajib relay. Jam 5 selalu ada acara Varia Nusantara, disusul acara soal
ideologi Pancasila dengan seorang pemapar yang bersuara khas. Isinya soal tanya
jawab seputar ideologi Pancasila. Masa kecil yang penuh dengan propaganda di
media dan membekas hingga kini.
Diusiaku semasa SMP, Negara kita memiliki sejumlah
kebanggan dan prestasi hebat, baik didalam maupun luar negeri, Sea Games selalu juara umum, ada Ellyas Pical,
medali pertama di Olimpaide Seoul, Mardi Lestari, Piala Thomas dan tidak ada
cerita Malaysia lebih unggul dari kita. Sepak bola ada tim Garuda satu dan dua,
galatama, perserikatan. Pokoknya kalau ada pesta olah raga asia dan dunia bisa
dibilang Indonesia selalu jadi langganan juara atau menjadi negara yang cukup
disegani.
Di sekolah sangat mudah menghafal nama menteri.
Presidennya pasti Pak Harto dan selalu tampil dengan klompencapirnya, kagum
melihat di TV Bapak Pembangunan memaparkan soal-soal pertanian diluar kepala, juga
senyum khas dan lambaian tangannya. namun setelah itu ada rasa jengkel tatkala TVRI
menayangkan laporan khususnya Pak Harmoko, terlalu lama bicara hingga menggeser bahkan
membatalkan jadwal acara yang seharusnya tayang, apalagi acara yang aku
tunggu-tunggu, seperti film The A Team dengan pemeran Murdock gila dan BA-nya
yang takut ketinggian, film yang lucu tapi menegangkan. Setiap minggu menonton serial
boneka si Unyil produksi PPFN, sitcom Dinasty dan The Bold and Beautiful, Dunia
Dalam Berita yang sering melaporkan soal Ronald Reagen, Uni Soviet dan Gorbachev,
Yasser Arafat vs Israel dan Iran-Irak. Ada acara Dari Desa ke Desa dengan
Sambas sebagai presenter/reporter, ACI (Aku Cinta Indonesia), Rumah Masa Depan
ada cerita Sangaji anak pintar yang tidak mampu, dan lain-lain. Semua acara di
TV selalu disisipi propaganda Orde Baru yang bertema keberhasilan pembangunan,
stabilitas, KB.
Hiburan yang cukup di minati seperti Aneka Ria Safari,
siaran iklan Mana Suka Siaran Niaga dan Papiko untuk acara hari besar Nasional
dan Secara cerita harus diakui bahwa ‘sinetron’ era tahun 80-an lebih bermutu
dan tidak berlebihan seperti sinetron saat ini. Menonton ACI atau Rumah Masa
Depan selalu memberi harapan dan semangat, bandingkan dengan sinetron sekarang
yang selalu ketebak alur ceritanya, isinya cuma intrik jahat, cinderalla
sindrom, norak bahkan cerita religi namun tidak bermoral dan hanya memantingkan
unsur rating dan bisnis serta akting murahan dari para aktor bermodal cakep dan
seksi doang.
Tak terasa 3 tahun terlewati dan bersiap menghadapi ujian
kejenjang sekolah selanjutnya, Dukungan orang tua, guru dan teman-teman mampu
mengantarku ke sekolah berikutnya, aku melanjutkan SMA Negeri 35 Jakarta, mengambil
jurusan A2 (Biologi), kemudian bekerja dan
kuliah.
Indah saat mengingat masa kecil dulu, masa sekolah di SMP
Negeri 94, Sekolah tercinta yang telah mendidik dan menjadikanku seperti saat
ini, sekolah yang aku tinggalkan 28 tahun yang lalu. Semoga aku juga mampu
menulis dan mengingat jelas masa-masa SMAku dan masa indah lain.
Terima kasih untuk orang tua, guru dan teman-teman untuk ilmu, bimbingan, masa indah yang pernah dan masih dimiliki ini. Sukses untuk Semua
Terima kasih untuk orang tua, guru dan teman-teman untuk ilmu, bimbingan, masa indah yang pernah dan masih dimiliki ini. Sukses untuk Semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar