Sabtu, 12 Januari 2013

SMP NEGERI 94, JAKARTA (28 Tahun yang lalu…)


Seakan masa-masa di Sekolah Dasar cepat berlalu saat kami menunggu hasil ujian setelah melewati EBTA-EBTANAS, Nilai NEMku tidak mengecewakan, namun juga tidak luar biasa. IPS menjadi penghasil nilai tinggi, sementara Matematika menjadi penghancur nilai. Saat itu pemilihan Sekolah Negeri menggunakan sistim Rayon dan kebetulan SD Negeri Petamburan 08 Petang sekolahku berada di Rayon 2 dan hanya bisa memilih sekolah lanjutan SMP Negeri di Rayon tersebut.

Terbayang sulitnya transportasi dan jarak sekolah-sekolah negeri yang cukup jauh dari rumah, perasaan cemas, bingung namun harus dijalani dikondisi dan diusiaku kala itu. Apalagi mendengar kabar kalau angkot-angkot di Jakarta enggan membawa penumpang anak sekolahan.

Saat hasil penerimaan masuk SMP Negeri diumumkan aku gembira, juga beberapa teman yang berhasil diterima di sekolah negeri, namun perasaan mengganjal juga kami rasakan saat mengetahui beberapa teman tidak diterima. Haru dengan suasana saat itu.

Alhamdulillah aku diterima sekolah negeri yang lumayan dekat dari rumah, berjarak 3,5 km, bisa ditempuh dengan angkot dan bila terpaksa bisa dengan berjalan kaki. Dengan semangat aku daftarkan diri di SMP Negeri 94 Tanah Abang V, Jakarta Pusat, Seperti tahun ajaran baru sebelumnya dan sebagai murid SMP baru, persiapan masuk sekolah menjadi bagian yang menyenangkan karena semuanya baru. Suasana baru buku baru, tas baru, baju seragam putih dan biru, dasi, topi, akan memiliki teman baru dan lain-lain.

Hari demi hari kulalui di sekolah itu, kian banyak teman yang kukenal, teman seperjalanan saat pulang sekolah, hingga sering pulang sekolah dengan berjalan kaki tanpa terasa lelah dan lupa jarak. Kebersamaan itu terasa Lucu, Lugu, culun, seru, aktif dan kreatif, kadang terasa bodoh dan dibodohi…he..he..  kadang ingin tertawa bila mengingatnya sekarang. Kangen suasana saat itu. Beberapa teman yang menjadi teman sekelas diantaranya M. Sahlan Ferial dan Joshua (penggemar Breakdance dan sepatu merk New Ballance), Helmy Adam dan Didot (teman yang cukup populer karena mereka bintang serial TVRI),  Fatimah, Neneng, Andriyani, Topik dan Niman (tetangga dekat rumah), M. Husni Thamrin (dari keluarga keturunan pakistan yang baik hati, mudah berteman  dan suka menolong), Zulfica Irawan, Herlina Elya, Nur Alamsyah, Kadarullah, Wahyudi, Agus Sapta, Nurmalkan, Nurmalik, Maulana, Muardi, Samudi, Manan, Widodo, Lanang Suryaningtiyas, 2 Raden (Gotayama dan Subiantoro), Vita H, Irfan Adel ….,…,…, masih  dan banyak teman lain yang tidak bisa aku susun dalam lembar ini, baik teman sekelas maupun beda kelas yang selalu kompak penuh keakraban serta memiliki aktifitas yang luar biasa, dari kegiatan jahil, menyayi, tari/breakdance, pantomim dan bahkan sekedar nongkrong di kantin Ce Odah dan seingatku tidak pernah ada bentrokan sesama teman. Saking kompaknya dan entah terbawa suasana pertemanan pernah terjadi kegiatan Bolos Masal, entah kenapa dan secara mendadak kami melakukan bolos sekolah hingga beberapa kelas kosong di hari itu, tak urung ini membuat kepala sekolah dan guru jengkel. Dan keesokan harinya kami dikumpulkan di ruang guru untuk  menerima hukuman dan pemanggilan orang tua.
Secara umum, santun dan hormat tehadap guru dan orang tua merupakan gaya anak SMP saat itu, bahkan terkesan segan bila berhadapan dengan guru, mungkin semua itu karena kami belum terpengaruh oleh media dan informasi yang aneh-aneh.
Guru yang tinggalnya dekat rumah adalah  Pak Sukirman, dia guru Bahasa Indonesia. Entah kenapa aku selalu menganggap enteng pelajaran ini bahkan nilai ulanganku dimata pelajaran ini kadang mengecewakan. Guru lain masih saya ingat betul, Pak Hermanus, Guru Bahasa Inggris, Alm. Ibu Riri, Guru Matematika, Ibu Erika, guru kesenian yang killer,  Pak Sumarsono, dan guru-guru lainnya,  Apa kabar, bapak, Ibu guru tercinta ?, Aku merasakan agak keras kedisiplinan yang diberikan kala itu, sekarang sadar kalau semua itu hanya untuk kepentingan dan kemajuan kami. Terima kasih, salam hormat dan rindu dengan kehangatan dan masa-masa itu.

Media & Informasi Tahun 80-an
Musik, TV dan Radio Propaganda

Masa SMP adalah masa transisi, masa peralihan dari kebiasaan sebelumnya. Mulai membuka diri dan mencari jati diri, diantaranya mulai membeli kaset musik-musik pop tahun 80-an seperti AHA, Queen, Bon Jovi, Lionel Ritchie, Chicago, album solo Peter Cetera, Kenny Rogers, Wham, kaset disko keluaran Manhattan dan Ebony Videotheque, kaset kumpulan lagu yang berisi lagu Papa don’t Preach, Kokoronotomo dan Susana serta musik breakdance dengan tarian patah-patahnya yang amat booming kala itu.

Tahun 83/85-an adalah puncak dari budaya breakdance. Tarian itu mewabah dimana-mana terutama disekolah, saat jam istirahat, terutama pada saat pelajaran berikutnya tidak berat, teman-teman membawa tape pemutar musik breakdance, tidak lupa dengan alas kardusnya, Reckless adalah lagu breakdance yang paling populer.  Tak jarang teman-teman suka adu kemampuan tari kejang tersebut dan menjadi tontonan teman lainnya. Seru melihat kemampuan aksi mereka.

Pengetahuan musik didapat dari Majalah remaja HAI yang memberi informasi musik dan gaya hidup  juga seputar perkembangan teknologi dengan gaya tulisan yang mudah dicerna, Majalah ini jasanya besar untuk generasi yang minim informasi di era 80-an. Majalah HAI juga sering membahas musik pop dan membahas sejarah grup band atau musisi seperti AHA, Depeche Mode, Alphaville, Madonna, Wham, Michael Jackson, Debby Gibson. Termasuk musisi dalam negeri seperti God Bless, Nicky Astria, Fariz RM, Vina Panduwinata, Iwan Fals, Chrisye dan lain-lain. Untuk majalah sejarah musik Rock saya anggap sebagai komik yang paling memengaruhi selera musik saat itu adalah The Beatles dan Rolling Stones, yang mengupas sejarah musik dari era tahun 50-an, masuk ke masa hingga era tahun 70-an dan 80-an.

Gaya hidup anak-anak era 80-an seperti tali tas yang panjang, cerita Lupus, rambut ala Duran-Duran, bahasa gaul, cerita Radio Catatan si Boy, semua memengaruhi gaya tahun 80-an. Satu lagi kenangan semasa SMP di tahun 80-an, drama radio Saur Sepuh dengan Brama Kumbara dari Madangkara merebut kekuasaan dan memerdekakan Madangkara dari kekuasaan Kerajaan Kuntala. Kesaktian Brama Kumbara diuji sampai akhirnya Brama Kumbara menguasai ajian Serap Jiwa dan ilmu Lampah Lumpuh, perjuangan Brama Kumbara ditemani adiknya Mantili dan Pangeran Gotawa ….Wuih seru banget dan ingat semua. Setiap hari pada jam tertentu terpaku dan tidak pernah absen didepan radio milik orang tua mendengar drama radio yang paling populer saat itu. Dimasa itu juga ada berita tentang harga cabe keriting dan beras, kalau tidak salah disiarkan jam 3 sore, semua radio wajib relay. Jam 5 selalu ada acara Varia Nusantara, disusul acara soal ideologi Pancasila dengan seorang pemapar yang bersuara khas. Isinya soal tanya jawab seputar ideologi Pancasila. Masa kecil yang penuh dengan propaganda di media dan membekas hingga kini.

Diusiaku semasa SMP, Negara kita memiliki sejumlah kebanggan dan prestasi hebat, baik didalam maupun luar negeri,  Sea Games selalu juara umum, ada Ellyas Pical, medali pertama di Olimpaide Seoul, Mardi Lestari, Piala Thomas dan tidak ada cerita Malaysia lebih unggul dari kita. Sepak bola ada tim Garuda satu dan dua, galatama, perserikatan. Pokoknya kalau ada pesta olah raga asia dan dunia bisa dibilang Indonesia selalu jadi langganan juara atau menjadi negara yang cukup disegani.

Di sekolah sangat mudah menghafal nama menteri. Presidennya pasti Pak Harto dan selalu tampil dengan klompencapirnya, kagum melihat di TV Bapak Pembangunan memaparkan soal-soal pertanian diluar kepala, juga senyum khas dan lambaian tangannya. namun setelah itu ada rasa jengkel tatkala TVRI menayangkan laporan khususnya Pak Harmoko, terlalu lama bicara hingga menggeser bahkan membatalkan jadwal acara yang seharusnya tayang, apalagi acara yang aku tunggu-tunggu, seperti film The A Team dengan pemeran Murdock gila dan BA-nya yang takut ketinggian, film yang lucu tapi menegangkan. Setiap minggu menonton serial boneka si Unyil produksi PPFN, sitcom Dinasty dan The Bold and Beautiful, Dunia Dalam Berita yang sering melaporkan soal Ronald Reagen, Uni Soviet dan Gorbachev, Yasser Arafat vs Israel dan Iran-Irak. Ada acara Dari Desa ke Desa dengan Sambas sebagai presenter/reporter, ACI (Aku Cinta Indonesia), Rumah Masa Depan ada cerita Sangaji anak pintar yang tidak mampu, dan lain-lain. Semua acara di TV selalu disisipi propaganda Orde Baru yang bertema keberhasilan pembangunan, stabilitas, KB.

Hiburan yang cukup di minati seperti Aneka Ria Safari, siaran iklan Mana Suka Siaran Niaga dan Papiko untuk acara hari besar Nasional dan Secara cerita harus diakui bahwa ‘sinetron’ era tahun 80-an lebih bermutu dan tidak berlebihan seperti sinetron saat ini. Menonton ACI atau Rumah Masa Depan selalu memberi harapan dan semangat, bandingkan dengan sinetron sekarang yang selalu ketebak alur ceritanya, isinya cuma intrik jahat, cinderalla sindrom, norak bahkan cerita religi namun tidak bermoral dan hanya memantingkan unsur rating dan bisnis serta akting murahan dari para aktor bermodal cakep dan seksi doang.

Tak terasa 3 tahun terlewati dan bersiap menghadapi ujian kejenjang sekolah selanjutnya, Dukungan orang tua, guru dan teman-teman mampu mengantarku ke sekolah berikutnya, aku melanjutkan SMA Negeri 35 Jakarta, mengambil jurusan A2 (Biologi),  kemudian bekerja dan kuliah.

Indah saat mengingat masa kecil dulu, masa sekolah di SMP Negeri 94, Sekolah tercinta yang telah mendidik dan menjadikanku seperti saat ini, sekolah yang aku tinggalkan 28 tahun yang lalu. Semoga aku juga mampu menulis dan mengingat jelas masa-masa SMAku dan masa indah lain.

Terima kasih untuk orang tua, guru dan teman-teman untuk ilmu, bimbingan,  masa indah yang pernah dan masih dimiliki ini. Sukses untuk Semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar